gravatar

Gerbang Kingswood(7)

Senja akhirnya menampakkan batang hidungnya, memaksa matahari untuk segera beranjak pergi bersama cahaya terangnya. Sang bulan sendiri terlihat begitu antusias menanggapi kepergian matahari karena kini tinggalah ia seorang diri yang akan menemani senja menuju indahnya malam. Kegelapan sedikit demi sedikit berjalan menyelimuti daerah itu. Di sebuah gang kecil di dekat jembatan layang berdirilah dua sosok yang saling berhadapan. Seorang pemuda berambut perak dan seorang pria tua yang bongkok. Keduanya tidak saling bicara, mereka tenggelam dalam pemikirannya masing-masing.


''Kau bilang aku bukan dari golongan manusia?'' tanya Franky tiba-tiba memecah kesunyian.


Ngadirjo, pria tua bongkok yang berdiri dihadapan Franky tersebut tidak langsung menjawab. Ia melihat kekanan dan kekiri dengan seksama seperti tidak memperbolehkan ada yang tahu tentang percakapan ini.

''Ya, matamu itu.. Itu bukan mata seorang manusia..'' jawab Ngadirjo

''Lalu aku ini apa kalau bukan dari golongan manusia?'' tanya Franky cepat.

''Kau ini..termasuk salah satu dari mereka yang memberi kelebihan usia secara turun temurun pada keluarga kami sebagai imbalan atas pekerjaan kami, seorang Penghubung. Kau adalah keturunan...'' jelas Ngadirjo panjang lebar. Namun sebelum ia dapat menyelesaikan kalimatnya, sebuah suara terdengar.

''Bangsa Allf.'' kata suara yang berasal dari arah samping tempat Franky berdiri.

Mata Franky dan Ngadirjo pun segera menuju arah asal suara, namun tidak terlihat ada seseorang di tempat itu. Franky yang bingung dengan situasi tersebut segera melemparkan pandangannya ke berbagai arah tapi lagi lagi tidak ada satu makhluk pun yang tampak di dekatnya. Sementara raut wajah Ngadirjo yang tadinya terlihat terkejut kini sudah kembali seperti semula meski memang harus diakui perubahan raut wajahnya tak begitu terlihat.

''Tunjukkan dirimu Amie, anak bodoh ini tidak bisa melihatmu..!'' seru Ngadirjo tiba-tiba.

''Baiklah..''

Lalu kemudian bersamaan dengan terdengarnya suara tersebut muncul--sedikit demi sedikit--sesosok perempuan seumuran Franky tepat di sampingnya. Franky pun terperanga melihat cara kemunculan perempuan itu, terlebih lagi ketika ia melihat wajah perempuan tersebut yang benar-benar melukiskan kecantikan seorang wanita. Namun segera ia sembunyikan semua rasa itu dan mencoba menenangkan kembali fikirannya serta bersikap sewajarnya.

''Si..siapa kau?'' tanya Franky pada perempuan disampingnya.

''Kau pasti Frank Hegarty. Aku Amie Lawings, salam kenal.'' jawab Amie dengan suara lembut dan senyum ramah-tamahnya yang terasa begitu menenangkan.

''Eh iya salam kenal juga, tapi...bagaimana kau bisa tahu namaku...Amie?'' kata Franky yang menyadari dirinya ternyata terpesona dengan sosok perempuan berambut pendek yang berdiri disampingnya itu.

''Aku kenal dengan ayahmu, Pak Hegarty. Beliau sering bercerita tentang dirimu.'' jawab Amie.

''Begitu ya..'' kata Franky.

''O iya, tadi kau mengatakan aku ini Bangsa Allf. Apa itu bangsa Allf?'' tanya Franky melanjutkan topik pembicaraan yang sempat teralihkan tadi.

Sebelum Amie sempat menggerakkan bibirnya untuk menjawab, Ngadirjo segera memotong pembicaraan mereka berdua.

''Mungkin sebaiknya aku menyiapkan hidangan untuk menemani pembicaraan kalian agar terasa lebih nyaman sambil menunggu tengah malam tiba yang berarti gerbang Kingswood telah berpindah tempat dan kalian ketinggalan..'' ucap Ngadirjo dingin dengan mata yang telah kembali menampakkan sorot tajamnya kepada Franky dan Amie.

''Oh, kau benar Pak. Dirjo. Maafkan aku. Kita sebaiknya bergegas Frank sebelum gerbang Kingswood berpindah tempat tepat tengah malam nanti.'' kata Amie

''Tapi..'' sahut Franky yang dengan cepat dipotong oleh Amie.

''Maaf Frank. Aku tahu kamu masih kebingungan dengan situasi ini, aku akan menjelaskan semuanya tapi nanti setelah kita tiba di Desa Green Way.'' jelas Amie.

''Kita?''

''Bukankah kamu ingin menemui ayahmu?'' tanya Amie sebagai balasan atas pertanyaan Franky

''Jadi ayahku ada di Desa Green Way?'' tanya Franky.

''Nanti aku jelaskan..'' jawab Amie yang kemudian segera berjalan mengejar Ngadirjo yang telah berada sedikit jauh didepan.

Tentu saja jawaban teman barunya itu tidak memuaskan hati Franky, namun kini tidak ada pilihan lain selain mengikuti mereka sambil berharap semua ini dapat dijelaskan lebih cepat.

***

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku