gravatar

Pahlawan Eteos (2)

''Aku...bersumpah...demi nama Merra, aku...akan membunuhmu...Corffin..'' kata William kepada pria berjubah hitam yang semakin mendekatinya. Bicaranya terdengar sangat kepayahan, nafasnya pun tersengal-sengal. Mungkin itu akibat luka di mata kiri dan sekujur tubuhnya yang terus saja mengeluarkan darah.


''apa? Kau mau membunuh seorang Digranithus Corffin? Bahkan manusia jenius sepertimu masih terlalu cepat seribu tahun untuk membunuhku, Will..'' kata Corffin - pria berjubah hitam - dengan nada congkaknya yang kemudian diakhiri dengan menyeringai puas.

William tidak menjawab. Matanya terus menatap Corffin dengan tatapan kemarahan. Sedangkan tangan kirinya yang merupakan satu-satunya anggota badan yang masih dapat bergerak, terus berusaha untuk menekan luka di dada kanannya yang memang cukup parah.

''kau tau Will? Seharusnya bukan akhir seperti ini yang aku harapkan..'' kata Corffin yang kini telah berada tepat didepan William.

''Jika saja waktu itu kau terima tawaranku...pasti istrimu tidak akan berakhir seperti ini..'' lanjut Corffin dengan nada sedih yang dibuat-buat sambil mengacungkan tangannya kearah dimana ia berdiri tadi.

Franky yang mendengar dari kejauhan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah tersebut. Ditempat itu terbujur lemah sesosok tubuh perempuan berlumuran darah. Hati Franky mencelos, tidak pernah sedikit pun terbersit dalam pikiran pemuda itu bahwa akan bertemu ibunya seperti ini. Rasa sedih yang teramat besar bercampur kemarahan hebat membuat mulut Franky bergetar, dan air matanya pun tidak dapat tertahankan lagi. Kemudian secara ajaib Franky perlahan lahan bangkit. Namun agaknya ia terlambat. Corffin kini telah mengacungkan tangan kanannya kearah William, ayah Franky. Dari telapak tangan itu muncul perlahan cahaya merah.

''Inilah akhir hidup sang jenius William Hegarty..'' gumam Corffin

''TIIIIDDDAAAAAKKK......!!!'' teriak Franky setelah mendengar ucapan Corffin tersebut.

Sesaat Corffin tampak menoleh kearah Franky. Mata keduanya saling bertemu. Dan bersamaan dengan itu, seluruh tubuh Franky terasa sangat sakit. Dingin dan Perih. Pemuda itu hanya bisa berteriak. Ketika rasa sakit itu tak tertahankan lagi, Franky perlahan kehilangan kesadarannya.

Kini yang tersisa hanyalah kegelapan. Kegelapan yang sunyi. Namun kemudian sebuah cahaya terang muncul dari atas dan semakin mendekati Franky. Dibalik cahaya itu terdengar suara merdu memanggil namanya. Pemuda itu pun berlari dan masuk ke dalam cahaya tersebut.

Lalu...

''Franky..Franky..sadarlah..Franky'' teriak Amie.

Franky tiba-tiba terperanjat dari tempat tidurnya. Seluruh badannya dibasahi keringat. Nafasnya terengah-engah.

''kau baik-baik saja kan?'' tanya Amie lirih yang duduk disamping tempat tidur.

''hah..akh..iya.. Aku baik-baik saja. Aku hanya bermimpi tadi. Mimpi buruk...'' jawab Franky tak kalah lirihnya.

***

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku