Archives

gravatar

Gerbang Kingswood(4)

Belum sempat berpikir terlalu dalam mengenai apa itu yang disebut irama pemanggil malam, tiba tiba Embey melompat sehingga mengejutkan Franky yang sedang berbaring di sebelahnya. Merasa ada yang janggal dengan kelakuan Embey, Franky mengawasi tingkah kucingnya tersebut yang kini tengah berjalan menuju meja belajarnya. Sesampainya didepan meja belajar, dengan sigap dan penuh semangat Embey melompat ke atas kursi dan kemudian ke atas meja belajar. Franky yang mulai cemas dengan tingkah laku kucingnya itu secara perlahan mulai beranjak dari tempat tidurnya. Ia tidak ingin mengejutkan kucingnya dengan gerakan yang tiba tiba karena saat ini Embey sedang berdiri tepat diatas buku milik ibunya. Franky hanya tak mau buku ibunya tersebut menjadi korban cakar cakar tajam Embey yang secara otomatis akan keluar saat kucing tua itu terkejut. Kemudian seakan memberi jawaban atas kecemasan Franky, secara tak terduga dengan cepat Embey menyambar perkamen kosong kiriman ayahnya. Kucing tua itu sempat menatap wajah tuannya yang jelas tampak sangat cemas sebelum pada akhirnya dengan kecepatan kilat si kucing melompat ke lantai dan berlari keluar kamar. Franky yang tidak sempat mencegah perbuatan kucingnya tersebut hanya bisa mengumpat sekenanya dan segera mengejar si kucing.



Franky tidak habis pikir tentang perbuatan kucing kesayangannya itu karena memang sebelumnya Embey tidak pernah melakukan hal seaneh ini. Rasa kesalnya semakin bertambah saat ia menyadari kucingnya telah menghilang tanpa jejak. Terpaksa Franky harus mencari di setiap ruangan di rumahnya tersebut. Mulai dari semua ruangan di lantai atas sampai ruangan di lantai dasar. Saat tiba di dapur, Franky menemukan perkamen kosong tersebut tergeletak di lantai. Tanpa pikir panjang Franky segera memungutnya. Ketika hendak meninggalkan ruangan itu ia mendengar sayup sayup suara yang sangat dikenalnya dan entah kenapa pemuda itu jadi begitu penasaran dengan suara merdu tersebut. Franky lalu berjalan mendekati suara itu melewati pintu belakang dapur menuju taman kecil dibelakang rumahnya.

''nenek sedang apa?'' tanya Franky yang menemukan suara tersebut ternyata berasal dari neneknya yang sedang bernyanyi dalam bahasa daerah.

''merajut, kenapa Prank?'' tanya nenek Franky balik.

''bukan, maksudku nyanyian itu. Nenek bisa nembang ya?'' kata Franky

''nenek hanya sedang ingat dengan ibumu. Dan tembang tadi adalah tembang kesukaan ibumu waktu kecil'' jelas nenek Franky.

''oh..tembang kesukaan ibu ya, tapi kenapa nenek belum pernah cerita sebelumnya tentang ini?'' sahut Franky.

Neneknya hanya tersenyum, kemudian berkata,'' tembang ini dulu selalu nenek nyanyikan sebagai pengantar tidur ibumu.''

''artinya apa sih Nek?'' tanya Franky penasaran.

''emm..kurang lebih begini artinya, makhluk makhluk kecil penghuni malam.. sudikah pinjamkan sedikit sinarmu.. untuk menerangi langkah langkahku.. membuka misteri gelapnya malam..'' jelas nenek Franky.

''oh iya, ibumu juga sempat menamai sendiri tembang ini. Ia sering menyebutnya tembang pemanggil sang malam, karena saat tembang ini Nenek nyanyikan, itu berarti malam sudah larut dan saatnya untuk ibumu tidur. Ada ada saja ya ibumu itu..'' cerita nenek Franky yang kini tengah berusaha mengusap air matanya.

Hati Franky terperanga setelah mendengar cerita neneknya terutama di bagian saat neneknya bicara soal judul tembang kesukaan ibunya itu.

''mungkinkah ini yang dimaksud ayah dengan irama pemanggil malam..''kata Franky dalam hati.

Kemudian ia merundukkan kepalanya. Matanya kini tertuju pada perkamen kosong dihadapannya. Bibirnya terlihat mengomat kamitkan--lebih seperti sedang menghafal--sesuatu. Lalu tiba tiba pemuda itu terdiam, menghela nafas panjang dan dengan suara yang jelas mulai mengucapkan syair tembang yang baru saja neneknya nyanyikan. Dan benar saja sesaat setelah Franky usai mengucapkannya, satu per satu huruf bermunculan di atas perkamen kosong tersebut dan mulai membentuk sebuah kalimat.

Datanglah ke bawah jembatan layang di Jl. dr.Sutomo.
Temui lelaki tua bernama Ngadirjo disana, ia akan mengantarmu ke tempat ayah.

Senyum lebar kini menghiasi wajah Franky setelah membaca tulisan tersebut. Saat ini ia yakin ayahnya benar benar menyimpan sebuah rahasia besar.

''kamu ini kenapa Prank? Senyum senyum sendiri..''tanya nenek Franky yang ternyata sedari tadi mengamati tingkah aneh cucunya tersebut.

''oh..eee..tidak apa apa kuk Nek.''jawab Franky masih dengan senyum lebarnya.

***

Read More...
gravatar

Gerbang Kingswood(3)

Entah kenapa Franky menjadi sangat penasaran pada amplop yang disodorkan neneknya itu. Hal tersebut membuat ia menghabiskan makanannya sesegera mungkin. Usai menghabiskan susunya, pemuda ini segera bergegas menuju kamar sambil membawa amplop tersebut.


''kira kira apa yang ada dibalik amplop tua ini, Embey?'' tanya Franky kepada kucingnya yang memang sedari tadi telah berbaring manis diatas tempat tidur miliknya.

Tanpa perlu menunggu jawaban dari kucingnya yang kini sudah tertidur, Franky membuka amplop itu. Dan ternyata dibalik amplop tua tersebut terdapat 2 lembar perkamen yang sudah sangat usang, 1 berupa perkamen kosong dan yang lain terlihat seperti secarik surat. Setelah diamati ternyata memang benar itu adalah sebuah surat, surat dari ayah Franky.

***

4 Januari


Untuk Frank anakku,

Pertama ayah ucapkan selamat ulang tahun yang ke-16 untukmu nak, kamu pasti sudah tumbuh menjadi laki laki hebat dan tampan sekarang. Ayah minta maaf karena selama 10 tahun ini ayah tidak menengokmu dan nenekmu. Maafkan ayah. Keadaan yang memaksa ayah.

Sebenarnya ayah menulis surat ini bukan hanya sekedar untuk mengucapkan selamat ulang tahun padamu Franky. Ayah sengaja mengirim surat ini di ulang tahunmu yang ke-16, karena diusiamu sekarang kamu sudah cukup dewasa untuk mendengar kisah yang sesungguhnya dari ayah dan ibumu ini. Kisah tentang kematian ibumu yang sebenarnya dan kisah tentang kenapa selama 10 tahun ini ayah menghilang. Tapi tidak lewat surat ini. Pergilah ke tempat ayah dan akan ayah ceritakan semuanya. Semua hal yang harus kamu tahu.

Untuk itu bersama surat ayah ini ayah telah melampirkan sebuah peta tersembunyi. Jika kamu masih belum mengerti cobalah dengan sebuah irama pemanggil sang malam milik ibumu. Mungkin kamu merasa sedikit bingung dengan ini, tapi ayah yakin kamu pasti dapat menemukan tempat ayah berada. Sampai bertemu di tempat ayah Franky.


Dari ayahmu

ttd

William Hegarty

***

Setelah selesai membaca surat tersebut, Franky hanya terdiam. Ia tak tahu harus senang, marah, atau sedih. Namun rasa penasaranlah yang kini dengan sempurna sedang menggelayuti pikiran Franky. Lalu sesaat kemudian entah kenapa ia kembali membaca surat itu.

''Bukankah ibu meninggal sesaat setelah melahirkan aku? kenapa ayah memilih mengirim surat bukannya datang sendiri? Peta tersembunyi itu apa? Memangnya ibu memiliki irama pemanggil malam? Aaaargh...apa maksudnya sih?'' teriak Franky tiba tiba.

Kemudian Franky melihat sekeliling kamarnya, pandangannya berakhir pada sebuah perkamen kosong yang tadi memang berada dalam satu amplop bersama surat ayahnya. Ia ambil perkamen tersebut, membalik balikannya seolah sedang mencari sesuatu.

''mungkin ini yang ayah sebut dengan peta tersembunyi, tapi bagaimana cara memunculkan petanya?'' kata Franky dalam hati.

Sesaat Franky terlihat seperti sedang berpikir keras, namun kemudian pemuda itu tampak tersenyum. Kini rasa penasarannya berubah menjadi sebuah ketertarikan.

''Aku tahu sekarang. Peta ini pasti akan muncul dan terlihat jika aku menggunakan irama pemanggil malam.'' pikir Franky sambil masih terus tersenyum lebar bagai anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru.

Kini tinggal mencari tahu apa itu irama pemanggil malam, begitu pikir Franky. Sejenak ia menghela nafas, berusaha menjernihkan pikirannya. Lalu pemuda itupun teringat pada buku milik ibunya yang tidak sengaja ia temukan di gudang belakang dua hari yang lalu.

''Ahha, pasti ada di dalam buku milik ibu.''sorak Franky tiba tiba sambil melompat dari tempat tidur secepat kilat menuju meja belajarnya.

Dengan cekatan tangan Franky segera meraih sebuah buku lusuh yang cukup tebal dengan sampul warna cokelat gelap dimana banyak sobekan sobekan kecil pada setiap sisinya yang menandakan bahwa buku tersebut telah berumur. Kemudian ia mulai membalik balik dari satu halaman ke halaman lainnya. Namun hingga halaman terakhir Franky tidak juga menemukan sesuatu yang membahas tentang irama pemanggil malam. Disini Franky menemui jalan buntu dan lama kelamaan ia semakin terlihat putus asa. Pada akhirnya pemuda ini menyerah, Franky lalu memilih untuk berbaring diatas tempat tidurnya disamping Embey daripada harus mencari sekali lagi di dalam buku milik ibunya karena memang saat ini buku itulah satu satunya sumber yang masih tersisa dari ibunya.

Dengan mata yang terus saja menatap langit langit kamar, Franky bertanya dalam hati,''Sebenarnya apa maksud dari irama pemanggil malam milik ibu ya?''

***

Read More...
gravatar

Gerbang Kingswood(2)

Pagi awal pekan Januari dilewatkan franky dengan mendengkur diatas tempat tidurnya. Tubuh kurusnya masih terasa enggan untuk sekedar bangkit dari tempat itu. Meski matahari diluar makin meninggi, nampaknya tak sedikit pun mempengaruhi Franky untuk tetap terlelap. Bahkan pemuda ini semakin nyaman saja membenamkan tubuhnya ke dalam ranjang tua itu. Mata birunya seakan ingin tetap terpejam setelah semalaman Franky menghabiskan waktu tidurnya untuk membaca catatan milik ibunya yang ia temukan dua hari yang lalu saat ia membersihkan gudang belakang rumahnya. Catatan yang lebih mirip buku harian itu menceritakan tentang sebuah dunia yang penuh dengan keajaiban. Meski tak begitu paham tentang isi catatan tersebut, Franky cukup senang karena untuk pertama kalinya ia dapat menemukan benda milik ibunya yang telah meninggal. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menyeruak setiap kali Franky mulai membaca catatan itu dan tak lama setelah perasaan aneh itu datang tanpa sadar beberapa tetes air keluar dari kedua matanya yang segera membasahi pipi laki-laki tersebut. Mungkin itu akibat rasa kerinduan yang terlalu dalam akan sosok ibunya yang meninggal sesaat setelah melahirkannya.



Jam dinding di kamar tersebut menunjukkan pukul sebelas dan franky masih begitu asyik berkelana dalam mimpinya. Namun keasyikan tersebut terpaksa harus diakhiri lebih awal karena kegaduhan yang terjadi di luar kamarnya. Dengan malas Franky mulai bangun dan mencari asal kegaduhan. Dari balkon depan kamarnya ia menemukan neneknya sedang mengejar Embey--kucing kesayangan Franky--di ruang makan tepat di bawah kamarnya. Agaknya kejadian itu sudah beberapa kali terjadi karena Franky tidak terlihat kaget saat melihatnya.

''Ada apa sih nek, pagi pagi sudah kejar kejaran sama Embey?'' tanya Franky sambil menuruni anak tangga menuju ruang makan.

''akh..akhirnya kamu bangun juga Prank. Lihatlah kelakuan kucingmu ini, dia tidak mau makan dari tadi pagi.'' jawab seorang perempuan tua kurus dan berambut putih ikal yang kini berdiri tepat dihadapan Franky.

''Padahal jika nanti sampai sakit, dia juga kan yang akan merasakannya..hfft dasar Embey.'' lanjut nenek Franky sambil menunjuk kucing betina berbulu putih bersih dengan belang coklat muda disekitar tubuhnya yang sedang berjalan mendekati kaki Franky.

''sudahlah Nek, mungkin Embey baru saja makan'' kata Franky yang kini telah merundukkan badannya sambil mengelus kepala si kucing.

''yah..mungkin kamu benar, Nak.''

Kemudian saat keadaan terasa kembali normal, Franky segera bangkit dan berjalan menuju kamarnya untuk melanjutkan tidurnya yang tadi sempat terganggu. Namun baru saja Franky membalikkan badan, neneknya buru buru berkata,'' Prank, kamu tidak berfikir untuk melanjutkan tidur kan?''

Franky hanya menyeringai mendengar pertanyaan tersebut.

''hmm..lebih baik sekarang kamu cuci muka dan segera sarapan atau lebih tepatnya makan siang, Pranky.'' kata nenek Franky dengan nada yang sengaja agak ditinggi tinggikan agar terlihat lebih tegas.

Tapi lagi lagi Franky hanya menyeringai menanggapinya.

''Aku serius Nak.''
''Aku tidak mau saat ayahmu datang menengokmu, kau terlihat kusut dan kerempeng.'' kata nenek Franky sambil tersenyum.

''Baiklah Nek, aku akan cuci muka dan makan. Tapi bisakah nenek berhenti bercerita tentang pria itu.'' sahut Franky dengan nada yang dingin pada kalimat terakhir.

''Pranky, kamu tid.......'' dan sebelum sang nenek menghabiskan kalimatnya, Franky sudah terlihat didalam kamar mandi jauh di ujung lorong sehingga dapat dipastikan ia tidak mendengar perkataan neneknya tersebut.

Lima menit kemudian Franky selesai dengan kegiatannya di kamar mandi. Kini mukanya tampak lebih segar, mata birunya terlihat lebih tajam dari sebelumnya, namun rambut putih miliknya tetap saja berantakan seperti biasa. Ketika ia sampai didepan meja makan, ia melihat sepiring nasi berlaukkan telur dadar dan segelas susu. Tapi bukan itu yang menarik perhatian Franky, melainkan kue tart mungil dengan satu lilin menyala diatasnya yang ada disebelah piring tersebut.

''selamat ulang tahun cucuku, Franky.'' Ucap nenek Franky yang telah berada dibelakangnya.

Franky segera berbalik dan tersenyum, kemudian ia menjawab ucapan nenekny tersebut dengan sebuah pelukan penuh kasih sayang.

Setelah itu keduanya duduk dan mulai melakukan ritual perayaan ulang tahun pada umumnya yaitu meniup lilin dan mengucapkan permohonan. Kemudian saat Franky mulai menyantap sarapannya, sang nenek tiba tiba menyodorkan sesuatu yang terbungkus menyerupai amplop.
''Apa ini Nek? Hadiah?'' Tanya Franky penasaran

''Buka saja, nanti kamu juga akan mengetahuinya.'' Jawab nenek Franky singkat.

''Tapi setelah kamu habiskan makananmu, Prank.'' lanjut nenek Franky saat melihat kedua tangan cucunya itu dengan sigap sudah memegangi ujung amplop pertanda akan membukanya.

''Hehe...iya Nek.'' jawab Franky sambil meletakkan amplop tersebut ke tempatnya semula dan segera melanjutkan makan.

***

Read More...
gravatar

Dear someone in somewhere..

Mungkin terdengar sedikit agak konyol dan norak..tapi ak gak peduli..
 
Khusus dalam artikel ini aku ingin mengatakan pada seseorang disana bahwa aku menyayanginya..

Sampai kapan pun.. coz rasa ini gak akan berubah..

..
Trima kasih..

Read More...
gravatar

Gerbang Kingswood(1)

Namanya adalah Frank Hegarty tapi biasa dipanggil Franky. Usianya baru memasuki 16 tahun. Dia termasuk anak yang kurus dengan tinggi sekitar 5.6 kaki. Cukup jangkung memang untuk ukuran seorang remaja belasan tahun. Franky tinggal di perkampungan kecil di jantung kota Yogyakarta bersama neneknya. Ibu Franky meninggal sesaat setelah melahirkannya, sedangkan ayahnya bekerja di sebuah perusahaan konstruksi di London Inggris. Sudah lama ayahnya tidak pulang untuk sekedar menengok putranya itu. Mungkin ayahnya telah memiliki istri baru yang tidak mau ditinggal pergi jauh. Tapi Franky tidak terlalu memusingkannya. Ia sudah cukup bahagia hidup bersama neneknya.

Sebenarnya tak ada yang spesial dari anak ini. Mungkin yang membuatnya sedikit agak berbeda dari orang lain pada umumnya adalah rambut perak yang berantakan miliknya. Benar-benar berwarna perak meski berantakan karna tak pernah disisir--atau lebih tepatnya tak bisa disisir. Dan untuk selebihnya dia sama seperti para remaja kebanyakan dikota itu. Bahkan Franky tergolong remaja yang terlalu biasa. Tidak begitu mencolok diantara teman-temannya. Namun dibalik kewajaran itu Franky menyimpan sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh siapapun bahkan oleh dirinya sendiri. Sesuatu yang akan mengubah kehidupannya 360 derajat. Sesuatu yang akan membawanya menuju sebuah tanggung jawab yang besar.

***

Read More...
gravatar

Sambutan

Akhirnya aku punya blog juga..Hhahaha..
Tapi apa aku nanti punya waktu buat ngurus ni blog ya ? akh biarlah..yang penting karang aku punya dulu lah..hehe
Aku akan ikut meramaikan dunia per-bloggeran di Indonesia..hhahaha..


Bersiaplah semuaaaaaa..!!!!


Aku datang..!!!!!!!!!

Read More...

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku