gravatar

Gerbang Kingswood(2)

Pagi awal pekan Januari dilewatkan franky dengan mendengkur diatas tempat tidurnya. Tubuh kurusnya masih terasa enggan untuk sekedar bangkit dari tempat itu. Meski matahari diluar makin meninggi, nampaknya tak sedikit pun mempengaruhi Franky untuk tetap terlelap. Bahkan pemuda ini semakin nyaman saja membenamkan tubuhnya ke dalam ranjang tua itu. Mata birunya seakan ingin tetap terpejam setelah semalaman Franky menghabiskan waktu tidurnya untuk membaca catatan milik ibunya yang ia temukan dua hari yang lalu saat ia membersihkan gudang belakang rumahnya. Catatan yang lebih mirip buku harian itu menceritakan tentang sebuah dunia yang penuh dengan keajaiban. Meski tak begitu paham tentang isi catatan tersebut, Franky cukup senang karena untuk pertama kalinya ia dapat menemukan benda milik ibunya yang telah meninggal. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menyeruak setiap kali Franky mulai membaca catatan itu dan tak lama setelah perasaan aneh itu datang tanpa sadar beberapa tetes air keluar dari kedua matanya yang segera membasahi pipi laki-laki tersebut. Mungkin itu akibat rasa kerinduan yang terlalu dalam akan sosok ibunya yang meninggal sesaat setelah melahirkannya.



Jam dinding di kamar tersebut menunjukkan pukul sebelas dan franky masih begitu asyik berkelana dalam mimpinya. Namun keasyikan tersebut terpaksa harus diakhiri lebih awal karena kegaduhan yang terjadi di luar kamarnya. Dengan malas Franky mulai bangun dan mencari asal kegaduhan. Dari balkon depan kamarnya ia menemukan neneknya sedang mengejar Embey--kucing kesayangan Franky--di ruang makan tepat di bawah kamarnya. Agaknya kejadian itu sudah beberapa kali terjadi karena Franky tidak terlihat kaget saat melihatnya.

''Ada apa sih nek, pagi pagi sudah kejar kejaran sama Embey?'' tanya Franky sambil menuruni anak tangga menuju ruang makan.

''akh..akhirnya kamu bangun juga Prank. Lihatlah kelakuan kucingmu ini, dia tidak mau makan dari tadi pagi.'' jawab seorang perempuan tua kurus dan berambut putih ikal yang kini berdiri tepat dihadapan Franky.

''Padahal jika nanti sampai sakit, dia juga kan yang akan merasakannya..hfft dasar Embey.'' lanjut nenek Franky sambil menunjuk kucing betina berbulu putih bersih dengan belang coklat muda disekitar tubuhnya yang sedang berjalan mendekati kaki Franky.

''sudahlah Nek, mungkin Embey baru saja makan'' kata Franky yang kini telah merundukkan badannya sambil mengelus kepala si kucing.

''yah..mungkin kamu benar, Nak.''

Kemudian saat keadaan terasa kembali normal, Franky segera bangkit dan berjalan menuju kamarnya untuk melanjutkan tidurnya yang tadi sempat terganggu. Namun baru saja Franky membalikkan badan, neneknya buru buru berkata,'' Prank, kamu tidak berfikir untuk melanjutkan tidur kan?''

Franky hanya menyeringai mendengar pertanyaan tersebut.

''hmm..lebih baik sekarang kamu cuci muka dan segera sarapan atau lebih tepatnya makan siang, Pranky.'' kata nenek Franky dengan nada yang sengaja agak ditinggi tinggikan agar terlihat lebih tegas.

Tapi lagi lagi Franky hanya menyeringai menanggapinya.

''Aku serius Nak.''
''Aku tidak mau saat ayahmu datang menengokmu, kau terlihat kusut dan kerempeng.'' kata nenek Franky sambil tersenyum.

''Baiklah Nek, aku akan cuci muka dan makan. Tapi bisakah nenek berhenti bercerita tentang pria itu.'' sahut Franky dengan nada yang dingin pada kalimat terakhir.

''Pranky, kamu tid.......'' dan sebelum sang nenek menghabiskan kalimatnya, Franky sudah terlihat didalam kamar mandi jauh di ujung lorong sehingga dapat dipastikan ia tidak mendengar perkataan neneknya tersebut.

Lima menit kemudian Franky selesai dengan kegiatannya di kamar mandi. Kini mukanya tampak lebih segar, mata birunya terlihat lebih tajam dari sebelumnya, namun rambut putih miliknya tetap saja berantakan seperti biasa. Ketika ia sampai didepan meja makan, ia melihat sepiring nasi berlaukkan telur dadar dan segelas susu. Tapi bukan itu yang menarik perhatian Franky, melainkan kue tart mungil dengan satu lilin menyala diatasnya yang ada disebelah piring tersebut.

''selamat ulang tahun cucuku, Franky.'' Ucap nenek Franky yang telah berada dibelakangnya.

Franky segera berbalik dan tersenyum, kemudian ia menjawab ucapan nenekny tersebut dengan sebuah pelukan penuh kasih sayang.

Setelah itu keduanya duduk dan mulai melakukan ritual perayaan ulang tahun pada umumnya yaitu meniup lilin dan mengucapkan permohonan. Kemudian saat Franky mulai menyantap sarapannya, sang nenek tiba tiba menyodorkan sesuatu yang terbungkus menyerupai amplop.
''Apa ini Nek? Hadiah?'' Tanya Franky penasaran

''Buka saja, nanti kamu juga akan mengetahuinya.'' Jawab nenek Franky singkat.

''Tapi setelah kamu habiskan makananmu, Prank.'' lanjut nenek Franky saat melihat kedua tangan cucunya itu dengan sigap sudah memegangi ujung amplop pertanda akan membukanya.

''Hehe...iya Nek.'' jawab Franky sambil meletakkan amplop tersebut ke tempatnya semula dan segera melanjutkan makan.

***

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku