gravatar

twigigt dan kakek setengah abad (5)

Namun kemudian, sesuatu menangkap dan mengcengkeram bahu Franky dari belakang. Sontak Franky terperanjat saking kagetnya. Dia menengok kebelakang, dan ternyata sesuatu dibahunya itu adalah sebuah tangan, milik seorang lelaki separuh baya yang tepat berdiri dibelakangnya. Lelaki itu memiliki wajah persegi yang terlihat segar, rambutnya pirang lurus sedikit berantakan dibagian depan, serta berhidung kecil. Satu-satunya yang tampak agak aneh pada wajahnya adalah matanya, lelaki itu mempunyai mata hijau saphir yang sangat besar. Kantung-kantung hitam dibawah matanya membuat dua bulatan itu semakin aneh saja.



Lelaki itu kemudian melepaskan genggaman di bahu Franky dan tersenyum. ''Maaf, aku mengagetkanmu ya?'' tanya lelaki itu. ''Sedang apa kau di tempat ini? Bukankah kepala desa telah melarang warga untuk mendekati danau Dwiff?''

''Oh..itu, aku ... tersesat, ya aku tersesat,'' jawab Franky gugup yang diakhiri dengan sebuah seringaian kecil.

''hmm...tersesat?? Kau bukan dari desa ini ya?'' tanya lelaki itu sambil memicingkan mata besarnya.

''Yah.. sebenarnya aku baru datang ke desa ini seminggu yang lalu,'' jawab Franky.

''Tunggu dulu, seminggu yang lalu jangan-jangan kau ini si Hegarty junior ya?'' tanya lelaki bermata besar itu.

Franky mengangguk mengiyakan.''Namaku Frank Hegarty,'' katanya memperkenalkan diri.

''Oh..'' seru lelaki itu sambil terkekeh yang membuat hidung kecilnya kembang kempis tak keruan.''Jadi benar kau ini Hegarty kecil ya.. hmm..yah kau memang mirip dengannya,'' tambahnya sambil mengulurkan tangan. ''Aku Terra Dorch.''

Franky menjabat tangan Dorch, kemudian mereka duduk di batu datar yang tadi diduduki oleh Franky. ''Anda sedang apa ditempat ini?'' tanya Franky.

''Jamur, mencari jamur,'' jawabnya singkat.

''Mencari jamur?''

''Yah, jamur. Beberapa dari jenisnya memiliki khasiat yang cukup mujarab untuk pengobatan,'' jelas Dorch.

''Anda dokter?'' tanya Franky.

''Penyembuh. Disini orang-orang sepertiku disebut penyembuh,'' jawab Dorch sambil tersenyum. ''Sebenarnya jika bukan karena istriku yang telat kembali dari pencarian jamur di Meyrald aku juga tidak akan repot-repot datang ke tempat menyeramkan ini,'' tambahnya.

''Menyeramkan? Tempat ini indah menurutku.'' sanggah Franky yang jelas tidak setuju jika danau dengan air yang sangat sejuk, dan bermacam bunga tumbuh ditepiannya dikatakan menyeramkan.

Dorch tersenyum. ''Danau Dwiff memang indah, bagi mereka yang tidak mengetahui sejarah gelap tempat ini.''

''Memang pernah ada kejadian apa ditempat ini?''

''Beberapa tahun yang lalu sebelum para kesatria penjaga desa datang, pernah terjadi sesuatu yang mengerikan ditempat ini,'' cerita Dorch dengan mata yang terus memandang danau. ''Satu keluarga dibantai disini. Keluarga Brown.''

Franky menatap Dorch yang kini diam mematung. Pemuda itu ingin bertanya untuk memecah suasana, namun ia melihat bibir Dorch mulai bergerak.

''Kau tau Jo si pemilik penginapan?''

''Ya.''

''Kau tahu nama lengkapnya?''tanya Dorch yang tiba-tiba menatap Franky dengan tatapan aneh. ''Dia bernama Jonathan Brown, satu-satunya orang yang selamat dari pembantaian didanau ini beberapa tahun yang lalu.. itu pun dalam keadaan yang tidak utuh.''

''Jo...? Dia? Benarkah? Maksudku, benarkah masa lalunya seburuk itu?''

''Yah, pasti tak akan ada yang menduganya.. pria gemuk besar yang suka memberi lelucon aneh dan selalu tertawa riang ternyata memiliki masa lalu yang begitu pahit.''

Franky diam. Dia tiba-tiba sedikit menyesal pernah menyebut Jo sebagai orang gila. Namun sebuah pertanyaan kemudian muncul didalam otaknya. ''Lalu.. sebenarnya apa yang sudah menyerang keluarga Brown?''

Dorch tak langsung menjawab. Pria itu kembali menatap tajam mata biru Franky. Sesekali lingkar matanya bergerak kekanan dan ke kiri, waspada seolah kata - kata yang akan ia ucapkan tak boleh terdengar siapapun. Kemudian suara lirih yang hampir seperti sebuah bisikan keluar dari mulut Dorch. ''Sesuatu yang gelap, yang hidup jauh didalam danau ini.''

Bulu kuduk Franky mulai berdiri. Mata besar Dorch belum juga berpaling, membuat Franky merasa tak nyaman. Namun suasana itu tidak berlangsung lama karena seseorang datang mendekati mereka berdua.

''Tuan, sedang apa anda disini?'' tanya sebuah suara parau yang sangat dikenali Franky.

Franky sedikit kaget mendengar suara Helfre yang sudah berdiri dibelakangnya. Tapi dia bersyukur karena dengan itu, ia dapat keluar dari suasana seram yang dibuat Dorch.

''Oh, aku ya? Aku hanya sedang berjalan-jalan menghirup udara segar,'' jawab Franky dengan nada menyindir karena ia masih kesal dengan Helfre yang tadi tiba-tiba meninggalkannya sendiri.

''Syukurlah.. saya kira tuan kesal dengan saya, lalu pergi kedalam hutan untuk mencari saya tetapi malah tersesat disini,'' kata Helfre tenang.

Franky jadi semakin kesal mendengar ucapan dari twigigt tua tersebut. Namun sebelum semua sumpah serapah keluar dari mulut Franky, seorang pria berwajah pucat yang sedari tadi berdiri dibelakang Helfre mengatakan sesuatu.

''Maaf memotong pembicaraan kalian, tapi Profesor Salazr tidak terlalu suka menunggu,'' kata Neo dengan suara datarnya yang khas.

''Siapa itu Profesor Salazr?'' tanya Franky.

''Dia adalah penjaga gerbang Kingswood sekaligus tetua desa ini,'' jawab Dorch ringan. ''Lalu siapa yang sedang ditunggu oleh Profesor, tuan kesatria?'' tanya Dorch pada Neo yang memilih memperlihatkan tatapannya yang tajam sebagai jawaban.

''Tuan muda, maafkan saya. Tadi ketika keluar dari pemakaman, saya dipanggil dengan paksa oleh laki-laki ini,'' jelas Helfre sambil menunjuk-nunjuk Neo.

''Akan aku jelaskan sambil jalan,'' kata Neo singkat saat mata Franky beralih menatapnya.

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku