Archives

gravatar

Gerbang Kingswood(8) akhir

(lanjutan..)

''Apa maksudmu? Bersiap untuk ap..'' tanya Franky yang tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena bersamaan dengan tertutupnya kembali Gerbang, tempat yang dipenuhi dengan cahaya putih itu terasa merosot seperti lift yang bergerak turun namun dengan kecepatan kilat.


Franky yang memang belum pernah mengalami kejadian tersebut hanya bisa berteriak sekencang-kencangnya sambil terus memegangi lengan Amie kuat kuat. Dan beberapa detik kemudian secara tiba-tiba tempat tersebut berhenti bergerak, membuat Franky jatuh tersungkur dilantai. Kepalanya terasa sangat pusing, dan perutnya pun menjadi mual, ditambah lagi kedua kakinya yang kini tak henti-hentinya gemetaran membuat pemuda itu kesulitan saat mencoba berdiri.

Akhirnya dengan bantuan Amie, Franky dapat berdiri meski masih terasa berat. Di depan mereka berdua kemudian muncul Gerbang Kingswood lagi yang sedikit demi sedikit mulai terbuka. Amie lalu berjalan menyebrangi gerbang sambil memapah Franky yang kini mulai terlihat kehilangan kesadarannya. Saat sampai dibalik gerbang, ia melihat sekerumunan orang berdiri tidak jauh dari hadapannya. Mereka terlihat begitu riang, ada yang tersenyum dan ada pula yang tertawa hingga terbahak-bahak. Di tengah kerumunan tersebut mendekatlah seorang pria yang tampak gagah berwibawa dengan setelan taksido yang dipakainya. Rambut yang disisir kebelakang dan di tutup dengan topi, serta kumis yang cukup tebal menambah khasnya seorang Gusettav Yufanocca Panini, pemimpin desa tempat Gerbang Kingswood tersebut berdiri.

''oh, pengalaman pertama menyebrangi gerbang Kingswood pasti..hmm mengasyikkan bukan? Aku juga pernah mengalaminya.'' kata pria tersebut sebagi ucapan penyambutan.

''Selamat datang kembali Amie dan... kau pasti Frank ya?'' lanjut pria itu.

Franky hanya mengangguk lemas mendengar pertanyaan tersebut.

''Sudah ku duga, kau begitu mirip dengan ayahmu. Oh iya, selamat datang Frank. Sepertinya kau butuh istirahat.'' kata pria yang lebih suka dipanggil dengan nama Panini tersebut.

Kemudian Tuan Panini menyuruh dua orang menggantikan Amie memapah Franky lalu mengantarkannya ke penginapan. Dan ketika mereka akan keluar meninggalkan ruangan itu, tuan Panini berkata,

''Satu hal lagi tuan Frank Hegarty..''

''..selamat datang di Afromesia..''

***


Bab.1 Gerbang Kingswood selesai





^____^

Terima kasih semua atas dukungannya selama ini..
:)

Read More...
gravatar

Gerbang Kingswood(8)

Hari itu akan menjadi salah satu hari yang tidak bakal dilupakan oleh Franky. Dimulai dengan keributan diruang makan antara nenek Franky dengan kucing kesayangannya, Embey yang membuat dirinya harus menyudahi tidurnya lebih awal. Dilanjutkan dengan datangnya surat dari ayah Franky yang berisi penuh dengan misteri dan teka-teki yang membawanya menemui seorang lelaki tua bernama Ngadirjo dan segala keanehannya, lalu juga mengetahui bahwa dirinya bukanlah dari golongan manusia--meskipun belum mendapat penjelasan secara detail--ditambah lagi munculnya seorang perempuan bernama Amie Lawings secara tiba-tiba dihadapan Franky membuat hari itu menjadi hari ulang tahunnya yang akan selalu diingat.


Satu jam sebelum tengah malam tiba, Franky, Amie, dan Ngadirjo mulai mempercepat langkahnya. Suasana saat itu cukup lengang. Hanya tinggal segelintir orang yang masih bertahan dengan kesibukannya masing-masing. Ketika sampai pada salah satu dinding penyangga jembatan layang, langkah mereka bertiga berhenti. Ngadirjo lalu merogoh saku dalam bajunya. Tampak ia sedang mencoba mengambil sesuatu dari sakunya. Sesaat kemudian tangan Ngadirjo keluar bersama sebuah jam pasir kecil. Ia menatap jam tersebut dalam dalam seolah ada sebuah kenangan dibaliknya sebelum akhirnya ia mengalihkan pandangannya ke arah Amie dan Franky.

''waktu kalian hanya satu menit, mengerti..!!'' kata Ngadirjo tiba-tiba.

Franky yang masih tidak mengerti arti kata-kata Ngadirjo memilih diam. Pemuda ini mulai terbiasa untuk tidak mengajukan pertanyaan karna ia tahu pasti jawaban yang akan diberikan ke dua orang yang berada di sampingnya tersebut.

Melihat Amie menganggukkan kepala tanda mengerti, Ngadirjo kemudian mengangkat jam pasir tersebut setinggi kepalanya. Lalu ia melepaskan genggamannya. Sesaat Franky mengira jam tersebut akan jatuh ketika Ngadirjo melepaskan genggamannya. Namun ternyata tidak, jam tersebut tetap pada posisinya tak bergerak sedikitpun. Kejadian itu membuat Franky merasa kaget sekaligus kagum. Kini pemuda itu mulai benar benar percaya bahwa kedua manusia yang ada disampingnya tersebut bukanlah manusia biasa.

''kalian siap?'' tanya Ngadirjo setelah menarik nafas panjang kepada Amie dan Franky.

Keduanya mengangguk pelan namun cukup memberi keyakinan pada Ngadirjo untuk melakukan hal--yang entah itu apa--yang sebenarnya baru pertama kali ia lakukan.

''Tutup mata kalian!'' perintah Ngadirjo kepada Amie dan Franky.

Setelah keduanya menutup mata, jari jari tua Ngadirjo mulai mendorong perlahan lahan jam pasir miliknya yang telah melayang layang diantara mereka bertiga hingga terbalik dan membuat pasir dalam jam tersebut sedikit demi sedikit turun ke ruang di bawahnya. Ia lalu memperhatikan situasi disekelilingnya sebelum kemudian menyuruh Amie dan Franky membuka mata mereka kembali.

Tak ada yang berubah selain jam pasir yang kini terbalik ketika Franky membuka matanya. Namun ia kemudian sadar dengan keanehan di sekitarnya. Semua berhenti, semua diam, semua tak bergerak. Inilah keanehan yang paling membuat pemuda itu sangat kagum dari semua keanehan yang dilihatnya sepanjang hari itu. Franky juga menjadi mengerti bahwa jam pasir tersebut adalah alat penghenti waktu. Tapi kemudian timbul pertanyaan dalam diri Franky tentang apa yang mereka sembunyikan hingga sebegitu rahasianya hal tersebut.

Tiba tiba Ngadirjo berkata,''letakkan telapak tangan kalian ke dinding ini..!'' sambil meletakkan telapak tangannya sendiri ke dinding penyangga jembatan layang didepannya.

Saat Amie dan Franky melakukan hal yang disuruhnya, Ngadirjo lalu melanjutkan kata katanya dengan suara lantang dan setengah berteriak.

''Aku Ngadirjo Jaya Sasmitro, generasi ketujuh para Penghubung meminta izin untuk mengantarkan para Pendatang masuk ke dalam Afromesia. Sepenuhnya tiada niat jahat dari diri kami, maka terbukalah Gerbang Kingswood..!!''

Tak ada respon apa apa. Tapi Ngadirjo tetap terlihat berkonsentrasi penuh. Tak lama kemudian beberapa sinar kuning muncul dari ujung ujung jari tangan Ngadirjo, Amie, dan Franky. Sinar tersebut lalu bergerak membuat garis pada dinding penyangga. Seperti sedang melukis sesuatu, sinar tersebut terus meliuk liuk mengukir dinding yang ada didepan mereka bertiga. Dan lagi lagi Franky melihatnya dengan penuh kekaguman.

Beberapa saat kemudian sinar sinar tersebut berhenti bergerak dan mulai redup meninggalkan sebuah ukiran relief berbentuk seperti pintu yang besar dengan gambar didalamnya seekor burung hantu dan elang yang sedang bertengger gagah disebuah pohon yang berbeda. Dan betapa terkejutnya Franky setelah mengamati ternyata ukiran tersebut memang membentuk sebuah pintu gerbang yang besar, dan terlihat kokoh meski terbuat dari kayu. Sungguh keajaiban yang tak terbayangkan Franky sebelumnya.

''Inikah Gerbang Kingswood itu?'' tanya Franky tiba tiba.

''Ya. Inilah Gerbang Kingswood. Ayo kita masuk..!'' jawab Amie sambil mengajak Franky untuk masuk ke dalam gerbang.

Suara dernyit pintu kayu yang terbuka mengiringi langkah Amie dan Franky memasuki pintu gerbang tersebut. Ucapan terima kasih dan selamat tinggal pun mengalir dari bibir keduanya untuk Ngadirjo yang telah mengantarkan mereka. Dan ketika keduanya telah berada dibalik gerbang, yang tampak oleh Franky hanyalah hamparan cahaya putih yang menutupi seluruh ruangan itu.

''Inikah Afromesia?'' kata Franky dalam hati.

''Mulailah bersiap siap Franky, dan hati-hati dengan perutmu..'' kata Amie tiba-tiba memecah lamunan Franky.

(bersambung..)

Read More...

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku