gravatar

where is the phone?

Namanya Novemia Arsyad, biasa dipanggil Arsyad. Dia sekarang duduk di kelas 2 sebuah SMP negeri di Jogjakarta. Bisa dibilang ia termasuk murid yang pandai di kelasnya. Bahkan teman-temannya mengatakan harusnya ia bisa menjadi yang terpandai jika saja anak itu tidak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk membaca manga (komik jepang). Yah..sebenarnya ia memang bisa melakukan hal tersebut jika dia mau tanpa harus mengurangi waktu membaca manganya, tapi semua itu terlihat sangat membosankan bagi remaja berparas cukup tampan tersebut. Daripada belajar giat agar meningkatkan nilai akademisnya, Arsyad lebih tertarik menghabiskan masa SMPnya dengan santai dan normal (pemuda itu tidak pernah menganggap belajar dengan giat merupakan hal yang normal).


Suatu ketika di tempat Arsyad bersekolah, saat jam istirahat telah usai, sebuah kegaduhan terdengar dari kelas yang berada disebelah kelas Arsyad. Walaupun jam istirahat telah usai namun tidak ada pelajaran saat itu karena para guru sedang rapat. Meski begitu, semua murid tidak diperbolehkan pulang sebelum jam sekolah usai. Arsyad sendiri terlihat masih sibuk membaca manga sehingga tidak terlalu memperhatikan kegaduhan yang terjadi sampai pada akhirnya seorang teman memanggilnya.

''Hei Sad, ada sesuatu yang menarik nih..!'' teriak seorang pemuda kurus yang berdiri di depan pintu kelasnya.

''Syad, bukan Sad. Berapa kali aku harus menerangkanmu soal ini, Ram?!'' sahut Arsyad tanpa mengalihkan perhatian terhadap manganya.

Karena merasa tak di gubris, pemuda yang bernama Rama tersebut kemudian menghampiri Arsyad.

''Hei Sad, aku yakin kau akan tertarik dengan hal ini. Ayo ikut denganku..!!'' seru Rama dengan semangatnya.

''Huh, Sad lagi. Sudah kubilang panggil aku Syad, bukan Sad'' sahut Arsyad ketus.

''Hhehe..sudahlah, kan itu hanya masalah sepele. Lagipula kamu sih, punya nama kuk ribet banget''

''Ribet?? Terserah kau sajalah''

''Hei..hei..hei, aku kan cuma bercanda kawan. Lagi baca apaan sih emangnya?'' tanya Rama.

''Kindaichi'' jawab Arsyad singkat.

''Wuaah, kebetulan sekali. Eh bukan bukan, ini bukan kebetulan. Mungkin ini takdir. Ya, takdir. Hmm..'' Rama kembali berseru dan kemudian mulai menyeringai aneh.

''Apaan sih?'' tanya Arsyad yang tidak mengerti maksud ucapan Rama.

''Begini sahabatku, di kelas sebelah baru aja terjadi sebuah kejadian yang sangat menarik. Benar-benar menarik'' jelas Rama dengan muka yang sok cool dan masih tetap menyeringai aneh.

''hmm..kalau dilihat dari mukamu, ini pasti tentang cara baru melihat celana dalam cewek. Iya, kan? Maaf, aku kurang tertarik sama yang begituan'' kata Arsyad.

''Hahaha..bukan itu..!! Ini bahkan jauh lebih menarik dari melihat celana dalam cewek.''

''Apa?'' tanya Arsyad.

''Kau tau Listya Ratnadewi, kan. Itu lho yang ceweknya manis tapi pemalu. Dia baru aja kehilangan handphone-nya hari ini. Ia meninggalkan handphonenya didalam tas lalu pergi keperpustakaan 1 jam sebelum istirahat. Saat istirahat usai, dia baru kembali kekelas dan mendapati handphonenya sudah tidak ada didalam tasnya'' jelas Rama yang sepertinya menunggu sesuatu muncul dari wajah Arsyad.

''Ohh.'' sahut Arsyad tanpa merubah mimik wajahnya yang sayu sedikitpun.

''Apa?! Setelah aku bercerita panjang lebar, kau hanya bilang ohh. Hanya itu? Aku kira kau akan bersemangat dan... '' Rama tidak meneruskan gerutuannya karena ia melihat Arsyad mulai bangkit dari tempat duduk.

''Sepertinya cukup menarik. Kalau begitu ayo Rama, kita coba pecahkan kasus ini'' ucap Arsyad meski dengan tenang namun terlihat sangat bersemangat sehingga terasa begitu keren.

''Hehe.., aku sudah menduganya. Kau pasti akan tertarik'' Seru Rama.

Kedua anak itu pun lalu pergi ke kelas sebelah yang ternyata telah ramai dikerumuni anak-anak lain. Setelah berhasil masuk ke dalam kelas, keduanya segera menemui Listya yang duduk di bangku guru.

''Tiaa.., sekarang kau tidak perlu khawatir lagi. Aku sudah membawa detektif Arsyad yang akan menemukan handphonemu secepat kilat'' teriak Rama dengan semangat dan kepercayaan diri yang tinggi dan kemudian tertawa keras.

''Apaan sih kau ini..?!!'' seru Arsyad sambil menjitak kepala Rama yang sedari tadi memang sangat menggiurkan untuk dijitak.

''Aku sudah mendengar cerita tentang kejadiannya dari Rama tapi sebelum kita bertindak terlalu jauh, apa kau yakin kau tidak sedang lupa tempat dimana kau menaruh handphonemu terakhir kali, Tia..??'' lanjut Arsyad yang sekarang telah memulai penyelidikannya.

''Apa maksudmu? Jelas itu tidak mungkin, kan..!!'' teriak pemuda bertubuh atletis yang berdiri disamping Listya. Pemuda itu bernama Yoan, ketua OSIS di sekolah Arsyad.

''Hei, Joan kenapa tidak mungkin? Bisa jadi Tia lupa naruhnya kan?'' sahut Rama membela sahabatnya.

''Tidak, aku masih sangat ingat  menaruhnya di dalam tas sebelum aku pergi ke perpustakaan'' ucap Listya lirih.

''Hhaa..benar kan, apa ku bilang..!!'' seru Yoan kepada Rama yang tampak menekuk bibirnya.

''Semua tas sudah diperiksa?'' tanya Arsyad entah pada siapa.

''Semua tas, laci meja, sepeda, kamar mandi, bahkan keranjang sampah sudah diperiksa namun kami tidak menemukan apa-apa'' kata seorang perempuan yang duduk disamping Listya.

''Hei May, kau tidak berpikir kedua orang aneh ini bisa membantu kan..?!'' ucap Yoan.

''Kau ini kenapa sih, Yoan? Kita sebagai OSIS sudah melakukan semua yang kita bisa, tapi belum ada hasilnya. Ya, siapa tau Arsyad bisa menemukannya.'' jawab Maya, wakil ketua OSIS.

''Hmm..jadi rentang waktunya dari saat Tya mulai meninggalkan kelas yaitu 1 jam sebelum waktu istirahat atau sekitar pukul 10.00 WIB sampai ia masuk kelas lagi saat jam istirahat usai atau sekitar pukul 11.15 WIB, benar begitu?'' kata Arsyad.

''Kalau itu kami juga sudah tau, dasar bodoh!!'' seru Yoan.

''Boleh aku periksa tas mu, Tya?'' tanya Arsyad yang tidak menghiraukan ucapan Yoan.

''Umm, iya.'' jawab Tya.

Arsyad pun kemudian menghampiri tas milik Listya dan mulai membuka resletingnya (resleting tas lho bukan resleting yg lain :p). Ketika mulai membuka tas itu, Arsyad nampaknya menemukan sesuatu.

''Apa ada orang lain yang membuka tas ini setelah kau mengetahui bahwa handphonemu hilang?'' tanya Arsyad tiba-tiba.

''tidak ada'' jawab Listya.

Mendengar jawaban Listya, Arsyad kembali memeriksa isi tas perempuan itu. Setelah selesai, ia kemudian menghampiri Listya.

''Sebelum meninggalkan kelas, apa kau ingat siapa saja yang masih berada di kelas waktu itu?'' tanya Arsyad pada Listya.

''Umm, seingatku waktu itu yang masih ada di kelas hanya Tika dan Dodik.''Jawab Listya.

''Benar Tik?'' tanya Yoan.

''I..iya, waktu itu aku sedang mengerjakan PR sejarah. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau kelas sudah kosong dan yang tertinggal hanya aku dan Dodik. Ta..tapi aku langsung keluar dan menyusul yang lain ke perpustakaan kuk'' jelas Tika.

''Benar begitu, Dik?'' tanya Rama.

''Sebenarnya aku tidak tahu. Waktu itu aku tertidur dan saat bangun kelas sudah kosong. Aku lalu pergi keluar untuk cuci muka dan kemudian ke perpustakaan'' cerita Dodik

''Lalu apa ada yang tahu siapa saja yang keluar masuk kelas dalam rentang waktu yang aku sebutkan tadi?'' Tanya Arsyad pada semua anak yang ada di kelas itu.

''Heru. Aku berpapasan dengannya dipintu kelas saat mau pergi ke kamar mandi'' kata Dodik mencoba mengingat-ingat.

''Ya. Aku memang masuk kelas waktu itu, tapi aku hanya mengambil uang jajanku yang tertinggal di tas.'' jelas Heru.

''Selain mereka, apa ada lagi?'' tanya Arsyad sekali lagi pada para anak yang ada di kelas tersebut.

''Masih ada 2 anak lagi. Setelah Heru keluar, masuk Alisa. Kemudian setelah Alisa keluar, datang Gilbert. Ia terus didalam sampai akhirnya rombongan besar para perempuan masuk kekelas.'' Seru seorang anak yang berdiri tepat didepan pintu yang dikerumuni banyak anak. Tangan kirinya terlihat sedang menenteng buku gambar.

''Bagaimana kau bisa tau sedetail itu, Tom?'' tanya Maya.

''Setelah istirahat pertama aku terus duduk didepan kelasku sambil menggambar sampai bel tanda istirahat kedua usai, jadi aku tahu siapa saja yang keluar masuk baik dikelasku ataupun dikelas ini'' ucap Tommy.

''Ya. Itu benar. Lagipula aku selalu disampingnya waktu itu.'' kata Rama tiba-tiba

''Disampingnya? Ngapain?'' tanya Yoan berlagak menyelidik.

''Tentu saja melihat dia menggambar, kan!'' jawab Rama.

''Sudahlah, kalian..!'' seru Arsyad.

''Alisa, Gilbert, apa benar kalian masuk ke kelas pada rentang waktu tersebut?'' lanjut Arsyad.

''Iya. Aku mengambil buku yang ketinggalan.'' kata Alisa singkat.

''sendiri? Atau ada teman yang mengetahui dengan jelas kegiatanmu saat itu?'' tanya Arsyad.

''Aku tidak yakin sih ada yang mengetahuinya karena kelas saat itu masih kosong.''

''Kalau kau, Gilbert?'' tanya Arsyad.

''Um..sekitar 5 menit setelah bel istirahat berbunyi, aku memang kembali kekelas'' jelas Gillbert.

''Dan apa yang kau lakukan dikelas saat jam istirahat?'' selidik Arsyad.

''Um..kalau itu aku..um..sebenarnya hanya..um anu waktu itu..ummm hanya membaca. Ya, hanya membaca dikelas'' jawab Gillbert terbata-bata.

''Hei, sepertinya ada yang kau sembunyikan, gendut.!!'' seru Yoan menanggapi jawaban Gillbert yang terbata-bata tadi.

''Akh, tidak tidak. Tidak ada kok..hhehe'' jawab Gillbert sambil nyengir tidak karuan.

''Jika semua tempat sudah diperiksa, ada kemungkinan Handphonenya disembunyikan ditempat yang tidak biasa'' kata Arsyad.

''Hei, tapi bisa jadi handphonenya udah ada diluar sekolah kan?'' sanggah Yoan.

''Tidak, jika melihat peraturan yang tidak memperbolehkan murid keluar dari lingkungan sekolah sebelum jam sekolah berakhir. Dengan kata lain, handphone itu masih ada di sekolah sampai saat ini.'' jelas Arsyad.

''Wow, keren Sad..!! Lalu siapa pelakunya?'' seru Rama.

''Aku belum tahu. Tapi yang pasti ada diantara 5 anak, Tika, Dodik, Heru, Alisa, dan Gilbert.'' jawab Arsyad.

''Jadi kau menuduhku, Syad?'' Teriak Heru.

''Apa alasanmu menuduhku, Syad?'' kini Dodik yang berteriak.

''Alibi kalian.'' jawab Arsyad dengan tenang.

''Alibi?!'' ucap Maya.

''Ya, alibi mereka disaat perkiraan waktu kejadian kurang kuat karena tidak ada saksi. Lagipula memang hanya mereka berlima yang sempat ada di kelas saat kelas dalam keadaan kosong.'' sahut Arsyad.

''Benar juga. Lalu siapa diantara kelima orang ini, Syad?'' tanya Rama tidak sabar.

''Sudah kubilang aku belum tau.'' jawab Arsyad.

''Tapi kalau boleh, bisakah aku memeriksa tas kalian?'' lanjut Arsyad yang kini bertanya kepada 5 anak tadi.

''Aku kan sudah memeriksa semua tas dikelas ini, bodoh!!'' seru Yoan.

''Kalau begitu mungkin kau si tuan sok pintar melewatkan sesuatu.'' jawab Arsyad singkat.

''Apa kau bilang?!'' seru Yoan lagi.

''Hentikan, Yoan!!'' kali ini Maya yang berseru.

''Kalau kamu merasa dapat menemukan sesuatu, silakan saja!'' lanjut Maya kepada Arsyad.

Kemudian Arsyad pun memeriksa kelima tas tersebut dimulai dari tas milik Tika. Dalam tas tersebut, Arsyad hanya menemukan buku-buku pelajaran. Tidak ada yang aneh. Kemudian pemuda itu melanjutkan ke tas berikutnya, yaitu tas milik Dodik. Dari tas tersebut, Arsyad menemukan segulung kertas untuk sampul buku berwarna cokelat tua, sebuah cutter, dan sebuah double tap yang tinggal separuh.

''Bisa aku pinjam pulpen yang ada disakumu, Dodik?'' tanya Arsyad tiba-tiba.

''Oh, iya. Ini..!'' sahut Dodik sambil memberikan pulpennya kepada Arsyad.

Arsyad kemudian mulai menulis sesuatu ditelapak tangannya. Setelah selesai dengan tas milik Dodik, Arsyad mulai memeriksa tas milik Heru. Disana ia menemukan sarung tangan keeper yang hanya ada 1 buah bukan sepasang, Arsyad juga menemukan secarik kertas yang kusut berisi sebuah puisi. Karena dirasa cukup, Arsyad melanjutkan ke tas berikutnya yaitu tas milik Alisa yang merupakan teman sebangku Listya. Di dalam tas Alisa, Arsyad menemukan sebotol lem kertas yang tampaknya masih baru, sebuah gunting, selusin ballpoint yang diikat dengan karet, dan sebuah amplop surat berwarna merah muda yang masih tertutup rapat.

''Alisa, kalau boleh tau, dimana kardus tempat pulpen-pulpen ini?'' tanya Arsyad sambil menunjuk ballpoint-ballpoint yang diikat dengan karet.

''Aku tidak tahu, sudah aku buang soalnya. Mungkin ditempat sampah.'' Jawab Alisa.

Setelah mendengar jawaban Alisa, Arsyad beralih ke tas terakhir milik Gilbert. Di dalam tas tersebut Arsyad tidak menemukan benda yang mencurigakan. Namun ketika ia akan mengakhiri pemeriksaannya, pemuda itu menemukan sesuatu yang aneh pada tas Gilbert. Ternyata ada sebuah tempat rahasia dibagian dalam tas tersebut. Arsyad kemudian memasukkan tangannya kedalam bagian tersebut dan ia menyentuh sebuah benda yang tak asing lagi baginya.

Tepat ketika tangan Arsyad mencoba menggenggam benda tersebut untuk mengeluarkannya dari dalam tas, beberapa guru datang.

''Heh..ada apa ini? Ayo semuanya kembali kekelas masing masing!!'' seru seorang guru.

''Listya, kamu ikut saya ke kantor guru sebentar ya!!'' seru seorang guru lainnya.

Gilbert yang sedari tadi cemas -entah karena apa- secara cepat mengeluarkan tangan Arsyad dari dalam tasnya dan menutup tasnya dengan segera. Arsyad pun terpaksa menghentikan penyelidikannya dan kembali ke kelasnya bersama Rama.

''Akh padahal tinggal sedikit lagi, para guru tadi mengganggu saja ya?'' kata Rama ketika dua pemuda tersebut sampai di depan pintu kelas mereka.

Arsyad hanya diam menanggapi ucapan Rama.

''Oiya setelah kau periksa tas mereka tadi, aku semakin yakin pelakunya adalah Gilbert. Ya, pasti dia. Benar, kan?'' bisik Rama.

Arsyad kemudian menghentikan langkahnya dan menatap Rama dengan tatapan serius. Pemuda itu lalu tersenyum seakan baru saja memenangkan sebuah lomba, dan akhirnya kembali melangkah lagi menuju bangkunya. Rama yang tidak mengerti maksud sahabatnya tersebut hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya ketika menuju bangku miliknya yang kebetulan memang berjauhan dengan bangku tempat Arsyad duduk.

***

Kira-kira siapa ya pelaku yang mengambil Hp milik Listya..??
Tika..? Dodik..? Heru..? Alisa..? atau Gilbert..?
hmm..tunggu postingan berikutnya...hhohoho
:p

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku