gravatar

Pahlawan Eteos (4)

Amie terlihat lincah menuruni tangga walaupun ia sedang mengenakan rok panjang, dan diikuti Franky tepat dibelakangnya. Ketika sampai di bawah, mereka bertemu Jonathan yang tampak sangat bersemangat hari itu. Kumis dan jenggot tebalnya hampir menutupi senyum lebar yang ia lemparkan untuk kedua tamunya tersebut.


''Selamat pagi Jo..'' sapa Amie ramah.

''Pagi juga nona Amie..'' balas Jonathan yang dilanjutkan dengan tertawa kencang.

''Oh iya..selamat pagi juga teman asing..hhahaha.. Bagaimana keadaanmu..?'' lanjut Jonathan yang masih sambil tertawa.

Franky yang merasa bahwa yang dimaksud dengan ''teman asing'' oleh pria gemuk botak didepannya itu adalah dirinya menjawab dengan gugup,''eeh..ya. lu..lumayan baik..Pak.''

Mendengar jawaban Franky, Jonathan sontak tertawa keras sekali. Tawanya kini menggelegar di ruangan yang masih sepi itu.

''Kau dengar Amie.. Dia memanggilku Pak..hhahahaha..dia memanggiku Pak''

Sambil tersenyum Amie berkata,''Yah..aku mendengarnya. Emm..dengar Jo, sebenarnya kami masih ingin berlama-lama dengan mu. Tapi sepertinya kami harus segera pergi menemui Tuan Panini. Kau juga tahu kan, Beliau tidak suka menunggu.''

''Oh..tentu..tentu.. Aku tidak akan menahan kalian disini..Hhahaha..''

''Kalau begitu, kami pergi dulu Jo. Sampai jumpa..''kata Amie sambil berjalan menuju pintu keluar.

''Yah..baiklah baiklah. Sampaikan salamku untuk Gusettav.''jawab Jonathan

Franky dan Amie pun keluar dari penginapan itu dan mulai menjelajahi desa. Dari belakang, sayup-sayup masih terdengar suara tawa Jonathan yang membahana sambil sesekali berkata,''Dia memanggil ku Pak..dia memanggilku Pak..hhaha.''

''Dia agak gila ya Amie?'' tanya Franky tiba-tiba.

''Hah..Siapa?''

''Pria gemuk yang kita temui tadi.''

''Jonathan si pemilik penginapan maksudmu. Oh..dia memang begitu orangnya, tapi bisa aku pastikan dia tidak gila.'' jelas Amie

''Hai, Amie..?'' sapa seorang perempuan berambut pirang yang nampak sedang berjalan bersama seorang pria yang juga berambut pirang dari arah yang berlawanan dengan Franky dan Amie.

''Oh hai Griss.'' balas Amie yang dilanjutkan dengan sebuah pelukan kecil kepada perempuan tersebut.

''aku dengar kau sedang berada di Meyrald ?'' tanya Amie

''Ya, kami memang dari sana dan baru tadi malam kami kembali''

''Lalu sepagi ini kalian sudah mau bekerja lagi? Apa kalian tidak lelah?'' tanya Amie

Sambil tersenyum perempuan yang bernama Grissilya itu menjawab,'' Yah, mau bagaimana lagi. Sebenarnya kami bisa pulang dua hari yang lalu tapi berkat kakak jeniusku ini yang secara pintar menjatuhkan generator yang baru saja aku perbaiki, kami jadi pulang terlambat.''

''Aku kan sudah bilang tidak sengaja Griss.'' kata pria yang sedari tadi berdiri disamping Grissilya. Mukanya tampak pucat dihiasi bintik bintik jerawat yang cukup banyak dikedua pipi. Rambut pirangnya yang sering jatuh menutupi mata membuat salah satu tangannya sibuk menyibak agar dapat melihat dengan jelas. Sedangkan tangan lainnya sibuk menenteng sebuah karung yang lumayan besar dan sepertinya juga lumayan berat.

''Yah, tapi alasan tentang kupu-kupu yang menghalangi pandanganmu sehingga kamu tersandung itu sangat tidak masuk akal Criss.'' Sahut Grissilya geram.

''Tapi itu memang benar kok.'' jawab pria berjerawat tersebut tak mau kalah.

Sebelum pertengkaran antara kakak beradik itu semakin sengit, Amie segera menengahinya,''Hei..hei, sudahlah. Oh iya..perkenalkan, ini Frank Hegarty, putra dari tuan William.''

''Putra tuan Will ?'' ulang kedua saudara itu hampir bersamaan.

''Yah..'' jawab Franky sambil mengangguk dan tersenyum ramah.

bagussss. aku akan menunggu cerita2mu dengan setia

hhehehehehee...terimakasih..

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku