gravatar

Gerbang Kingswood(5)

Sekumpulan awan komulus terlihat sangat menikmati pancaran sinar matahari sore itu yang memang terasa lebih hangat dari hari biasanya dan dengan tenang awan tersebut berjalan malas melintasi jl. Rajawali yang merupakan jalan dimana rumah Franky berada. Akibatnya disekitar jalan tersebut menjadi lebih teduh. Apalagi ditambah adanya angin semilir yang terus saja berhembus membuat sore itu sangat cocok digunakan untuk bersantai di kursi malas seperti yang sedang dilakukan Nenek Franky saat itu. Sementara di dalam rumah-tepatnya di dalam kamar-Franky sedikitpun tak menghiraukan kondisi di luar rumahnya, ia terlalu sibuk mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa ke rumah ayahnya. Sebuah kaos ganti, buku harian milik ibunya, surat yang dikirim ayahnya, serta sebuah kotak kecil berisi obat-obatan menjadi keputusan terakhir benda apa saja yang mengisi ransel pemuda ini. Setelah persiapan selesai, Franky segera keluar dari kamarnya dan turun menuju taman di belakang dapur untuk berpamitan dengan neneknya. Namun sesampainya di taman, ia mendapati neneknya tengah tertidur pulas di atas kursi malas tua kesayangannya. Franky tidak tega membangunkan neneknya tersebut, sehingga ia berpamitan dalam sebuah surat pendek yang dibuatnya dan ia letakkan di atas meja di dekat kursi malas tersebut.



Matahari kini mulai condong ke arah barat, menciptakan hamparan langit jingga kemerahan yang menyala ketika Franky mengeluarkan sepedanya dari dalam garasi. Sebuah sepeda gunung berwarna perak yang terlihat lumayan tangguh tampak mengiringi langkahnya menuju halaman depan rumah. Disaat Franky sedang membuka pagar depan, ia melihat Embey duduk dibawah sebuah pohon sambil terus memperhatikan dirinya. Tiba-tiba hati Franky mecelos. Jika dipikirkan sekali lagi, dirinya tidak akan tahu apa itu irama pemanggil malam kalau saja kucingnya tersebut tidak mengambil peta tersembunyi dan membawanya ke dapur.

''terima kasih Embey.'' kata Franky sambil tersenyum kepada kucingnya yang segera menyahut ucapan tersebut dengan sebuah erangan kecil entah kebetulan atau memang mengerti dengan kata-kata yang diucapkan tuannya itu.

***

Tidak banyak aktivitas penduduk yang terlihat di sekitar rumah Franky sore itu kala ia mulai mengayuh sepedanya menyusuri jalan. Orang-orang lebih memilih menghabiskan waktu sore mereka dengan bercengkrama bersama keluarga di dalam rumah masing-masing. Di perjalanan, seribu pertanyaan masih menggelayuti pikiran Franky. Namun pertanyaan bagaimana ia dapat menemukan Ngadirjo, orang yang akan mengantarnya ke tempat ayahnya berada adalah pertanyaan yang paling mengganggunya pikiranya saat ini. Lima belas menit kemudian Franky sampai di bawah jembatan layang yang dimaksud. Ia masih belum mendapatkan cara bagaimana ia dapat menemukan orang yang bernama Ngadirjo. Disaat otak Franky masih sibuk mencari cara, tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya dari arah belakang.

''hey...kau, bocah berambut perak..!!'' panggil sebuah suara dari arah belakang.

Franky buru-buru menengok ke belakang karena suara tersebut terdengar sangat tidak bersahabat. Setelah berbalik, Franky melihat seorang lelaki tua bongkok, bertubuh kurus, bermata cokelat tajam-bahkan lebih terlihat seperti orang melotot-dan berambut panjang kumal tak terawat sedang berjalan menuju kearahnya.

''Maaf apa anda memanggil saya..?'' tanya Franky sopan.

''tentu saja, siapa lagi bocah disini yang berambut perak..dasar bodoh.. Siapa namamu?''

Franky benar-benar tidak nyaman dengan kata-kata kasar yang keluar dari mulut orang yang berada di hadapannya tersebut. Perawakan yang mengerikan ditambah suara serak yang menakutkan memang menjadi sebuah kombinasi yang pas untuk lelaki tua ini.

''Frank, Frank Hegarty. Anda siapa?'' sahut Franky yang tampak mulai kesal.

''sudah kuduga kau bocah Hegarty itu. Namaku Ngadirjo, ayo ikut denganku..!!''

Betapa terkejutnya Franky setelah mengetahui ternyata lelaki tua kasar menyebalkan dihadapannya ini adalah Ngadirjo, orang yang akan mengantarkannya ke tempat ayahnya. Sungguh jauh dari bayangan Franky sebelumnya.

***

Ngadijo, Ngatinem, Ngatini. Tapi...knapa ada nama Franky??? Nama orang luar negerii??? Kenama gag Paijo, Paimin.hahaha

Kan critane franky ki anak blesteran(bpke sko Inggris) ning tinggale ning Jogja..hhaha aneh yo

Hmm....MR Frank? Haha...si Necromancer

Cuap-cuap

Entri Populer

The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku